Berkemeja biru, celana abu dan aroma tubuh yang kukenali
Duduk di sudut ruang tamu sambil menggenggam secangkir kopi
Mengamati datangku yang sambil berlari
Eits..sejak kapan kau minum kopi?
Bukannya perutmu bisa nyeri?
Bukannya aku yang suka kopi dan kau biasanya lebih memilih minum teh sambil memarahi?
Rindu tak terbahasakan nampak dari raut muka yang berseri
Seakan jutaan detik tlah terlewati
Padahal cuma sehari
Baru kemarin pukul 6 pagi
Baru kemarin di depan pagar kau berlari
Menujuku yang duduk di kursi menyantap roti isi
Di sampingmu seperti berada di persimpangan yang tak bertepi
Ingin lagi, dan lagi
Bercanda lagi, bercerita lagi, tertawa lagi
Bersedih lagi, menangis lagi
Marah-marah lagi,ngomel-ngomel lagi
Duduk di sampingmu dengan sweater ungu
Kacamata berbingkai biru
Memangku buku dan boneka kanguru
Aku malam itu
Aku yang tak bisa membahasakan rinduku
Bolehkah kita saling merindu?
Tak apakah kalau-kalau aku langsung memelukmu?
Tak salahkah kalau kau tiba-tiba menciumku?
Tak berdosakah kalau kita terbangun dibalik hangatnya selimut merah kasurku?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar