bersandarku di dinding kamar
menatap ke sebuah gambar
di pojok, tepat di sebelah gitar
dengan wajah datar
kusentuh dengan tangan gemetar wajah di gambar
"maaf", kataku dalam hati
apa aku mengkhianati?
mungkinkah bermain api atau mengasah belati untuk bunuh diri
kupandangi wajah yang 2 tahun sudah menemani
yang sudah merajut begitu banyak mimpi
dan juga menyajikan sepotong hati di setiap pagi
tepatnya 36 bulan, 96 minggu dan 730 hari berbagi
berjalanku selangkah ke kanan
memandang bingkai tua penuh kenangan
foto 2 siswa sma yang masih berseragam dengan senyuman ringan
ya Tuhan, terasa bangkit semua kenangan
membangun kembali angan
menyadarkan akan suatu perjalanan
"tok tok"
tepat pukul 8 malam
kutengok jam tangan
terperangan aku melihat bayangan
oh..kamu..lalu kitapun terdiam
apa yang akan kita lakukan
pada milikku yang terlalu baik tuk disiakan
pada milikmu yang terlalu sayang tuk ditinggalkan
apa yang mampu kita katakan
pada diaku yang mencintaiku dengan segala kekurangan
pada diamu yang kutau mencintaimu dengan penuh ketulusan
apa yang harus kita lakukan
pada hatiku dan hatimu yang terlambat menyadari arti kebersamaan
Tahu megapa aku sayangi kau lebih dari siapapun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari…”(Pram, Bumi Manusia, 1980)
Tampilkan postingan dengan label malam bersama sahabat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label malam bersama sahabat. Tampilkan semua postingan
Jumat, 22 Februari 2013
malam bersama sahabat [part4]
kali ini rintik hujan ramah menyapa
bulan dan bintang tak ada kata
hanya bersembunyi di balik awan saja
diiringi lantunan lagu
berbaring di atas bangku kayu
bertemankan kopi dan kue bolu
kembali menerawang ke masa 5 tahun lalu
jumpa pertama denganmu
suatu pagi, di taman kota
aku bersandar di bawah pohon cemara
kau duduk minum fanta
sambil membaca buku tua berjudul "sejuta matahari"
motinggo busye penulisnya
kau dengan kacamata dan wajah penuh terka
ketidaksengajaan
itulah yang mengawali pertemuan
kebetulan yang melahirkan begitu banyak kebahagiaan
kebetulan yang menggoreskan kisah tak tergantikan
derap langkah kaki sontak menyadarkanku
oh..kamu..
kali ini entah mengapa semua seolah menjadi kaku
bibirku, hatiku, pikiranku
dan begitu pula dengan bibirmu, hatimu, dan pikiranmu
duduk di sampingku seperti 2 malam yang lalu
basa basi biasa yang rasanya kaku
matamu mengatakan sesuatu, yang diterjemahkan perlahan oleh raut wajahmu
aku pun menerka semampuku
menerjemahkan arti pandangmu dan senyumanmu
entah mengapa..kali ini..berbeda untukku..
"WHAT IF LOVE ISN'T AS SIMPLE AS BOY MEETS GIRL?"
bulan dan bintang tak ada kata
hanya bersembunyi di balik awan saja
diiringi lantunan lagu
berbaring di atas bangku kayu
bertemankan kopi dan kue bolu
kembali menerawang ke masa 5 tahun lalu
jumpa pertama denganmu
suatu pagi, di taman kota
aku bersandar di bawah pohon cemara
kau duduk minum fanta
sambil membaca buku tua berjudul "sejuta matahari"
motinggo busye penulisnya
kau dengan kacamata dan wajah penuh terka
ketidaksengajaan
itulah yang mengawali pertemuan
kebetulan yang melahirkan begitu banyak kebahagiaan
kebetulan yang menggoreskan kisah tak tergantikan
derap langkah kaki sontak menyadarkanku
oh..kamu..
kali ini entah mengapa semua seolah menjadi kaku
bibirku, hatiku, pikiranku
dan begitu pula dengan bibirmu, hatimu, dan pikiranmu
duduk di sampingku seperti 2 malam yang lalu
basa basi biasa yang rasanya kaku
matamu mengatakan sesuatu, yang diterjemahkan perlahan oleh raut wajahmu
aku pun menerka semampuku
menerjemahkan arti pandangmu dan senyumanmu
entah mengapa..kali ini..berbeda untukku..
"WHAT IF LOVE ISN'T AS SIMPLE AS BOY MEETS GIRL?"
malam bersama sahabat [part3]
bintang bersinar melebihi kapasitasnya
dan kita tengah tertawa seperti biasa
berlalu duka dan kembali tertawa
seperti biasa
ya biasa seperti kita
kita yang biasa bersama
dimana dan kemana
mengapa dan bagaimana
inilah kita yang ternyata masih tetap manusia
tatap mata sayumu mengatakan sesuatu
bahasa yang aku tak tahu
bahasa yang tak ingin kutahu
diam terpaku
bersandar di seberangku
pandangmu tak seperti sabtu lalu
ada yang tak kutahu
darimu dan dari diriku
langit abu-abu
desir angin berlalu
meja dan kursi tua dari kayu
kopi di cangkir biru
tak lupa kue kesukaanmu di piring ungu
5 menit berlalu
5 mili jarak wajahmu dan wajahku
lalu.......
malam bersama sahabat [part 2]
malam bersama sahabat [part 1]

ah..bersamamu lagi
malam ini
atau bahkan mungkin sampai nanti menjelang pagi
menceritakan tentang hari ini
dan mengkhayalkan tentang banyak mimpi
ah..duduk di sampingmu
di bawah langit yang mulai abu-abu
menceritakan semua yang mengganggu
ini dan itu
seakan tak ada yang namanya ujung waktu
ah..lagi-lagi bersandar di bahumu seperti biasa
mengeja setiap inchi bahagia
membagi setiap senti duka
tertawa dan tertawa yang entah karena apa
bahagia kita, duka kita
bukan urusan mereka..
Langganan:
Postingan (Atom)